Judul :
Manusia Setengah Salmon
Penulis :
Raditya Dika
Penerbit : GagasMedia
ISBN : 979-780-531-9
Tebal :
258 halaman
Harga :
Rp. 42.000,- untuk pembelian di toko buku terdekat
Dapatkan disc. 15% untuk pembelian di toko
buku online
“Ketika sesuatu sudah mulai
sempit dan tidak nyaman, saat itulah seseorang harus pindah ke tempat yang
lebih luas dan (dirasa) cocok untuk dirinya. Rumah ini tidak salah, gue dan dia
juga tidak salah. Yang kurang tepat itu bila dua hal dirasa sudah tidak lagi saling
menyamakan tetap di pertahankan untuk bersama.
Mirip seperti gue dan dia.
Dan,
dia memutuskan untuk pindah”.
Kalimat
diatas adalah kalimat yang mewakili tubuh dan inti utama dari sebuah “perpindahan”
didalam novel Manusia Setengah Salmon nya bang Raditya Dika yang beredar 24
Desember kemarin.
Novel
yang masih menceritakan tentang kesehariannya bang Dika, dengan segala
pengalaman aneh bin absurd nya, yang tetap memancing gelak tawa pembaca. Pada buku
ke enamnya ini, cerita dalam MSS ini terlihat lebih cerdas dengan banyak quotes menarik didalamnya. Dan “pindah”
sepertinya magnet utama dalam buku ini.
Kelakuan
aneh dari keluarganya bang Dika yang juga dikupas secara frontal tetap menjadi
cara jitu untuk memancing tawa pembaca. Mulai dari “Ledakan Paling Merdu” yang
menceritakan tentang kebiasaan melakukan senam kentut setiap pagi yang selalu
dilakukan papa-nya bang Dika, yang menurut dia itu sehat karena gas di perut
kita hasil tidur semalam harus dikeluakan, kalau enggak nanti kita bisa sakit. Sampai
akhirnya bang Dika pun menirukan kebiasaan ini, yang diberi nama “Kentut
Bersama”.
Belum
lagi bab-bab menarik yang masih mengundang senyam-senyum dan tawa-tawi adalah teteeeeup kelakuan aneh nya Edgar (adik
terakhirnya bang Dika), yang selalu saja di eksplore secara brutal dan tidak
ber prike-Edgaran dengan membuka aib dan kebodohan adik malangnya, atau tentang
Mama yang selalu merasa khawatir dan selalu melebih-lebihkan sesuatu yang
sering membuat kesal tapi ngangenin.
Selain
kalian akan dimanjakan dengan suguhan “kegalauan” tingkat tinggi dan komedi
yang lebih tepat dibuat oleh orang yang sakit jiwa, buku ini juga membahas
tentang perhatian Mama yang terkadang membuat kita kesal tapi justru kita
merindukan perhatian-perhatian itu, sekalipun perhatian tersebut terlalu
berlebihan (Kasih Ibu sepanjang Belanda: 105-134).
Cerita
menarik tentang megap-megap nya bang Dika yang hampir punah karena
terkontaminasi zat dari ketiak, pencarian mencari makanan absurd di Venice,
perkenalan dengan “Perek” di Belanda (Siapa perek itu? yuk beli dan baca
bukunya), interview dengan hantu yang lebih terlihat aneh daripada serem, sampai
dengan perjuangan untuk belajar gulat benjang sambil memerah susu sapi. Serta bab-bab
lain yang memaksa kalian buat terus-terusan baca, satu yang menarik dan lain
dari pada buku bang Dika terdahulunya adalah bab cuplikan dari isi twitternya
bang Dika yang singkat tapi tetep lucunya nampooooool.
Diantara semua quotes menarik didalamnya, ini adalah
beberapa quotes yang paling menarik
buat gue:
v Ketika
sesuatu sudah mulai sempit dan tidak nyaman, saat itulah seseorang harus pindah
ke tempat yang lebih luas dan (dirasa) cocok untuk dirinya. Rumah ini tidak
salah. Yang kurang tepat itu bila dua hal dirasa sudah tidak lagi menyamakan
tetap di pertahankan untuk bersama.
Mirip seperti
gue dan dia.
Dan, dia
memutuskan untuk pindah. (Hal. 29)
v Putus cinta sejatinya adalah sebuah kepindahan.
Bagaimana kita pindah dari satu hati, ke hati yang lain. Kadang kita
rela untuk pindah, kadang kita dipaksa untuk pindah oleh orang yang kita
sayang, kadang bahkan kita yang memaksa orang tersebut untuk pindah. Ujung-ujungnya
sama: kita harus maju, meninggalkan apa yang sudah menjadi ruang kosong. (Hal:
36)
v Semakin bertambah umur kita, semakin kita dekat dengan orangtua kita.
Kita nggak mungkin selamanya bisa bertemu dengan orangtua kita. Orangtua
kita bakalan ninggalin kita, sendirian. Dan kalau hal itu terjadi, sangat tidak
mungkin untuk kita mendengar suara menyebalkan mereka kembali. (Hal: 133)
v Sesungguhnya, terlalu perhatiannya orang tua kita adalah gangguan
terbaik yang pernah kita terima. (Hal: 134)
v Your first date is
his/her timeline (Hal: 152)
v Mick Jagger: yuo can’t always get what
you want, but if you try, sometimes you just might find you get what you need. (Hal: 161)
v Tumbuh dewasa memang menyenangkan, tapi tumbuh dewasa juga harus
melalui rasa sakit-sakit ini.
The pains of growing
up. “Pindah” menjadi
dewasa berarti siap menghadapi rasa sakit dan melihat hal-hal yang menyakitkan
itu sendiri. (Hal: 203)
v Salah satu tanda orang udah dewasa adalah ketika dia sudah pernah
patah hati. (Hal: 204)
v Perjuangan untuk pindah adalah perjuangan untuk melupakan. (Hal: 244)
v Hidup sesungguhnya adalah potongan-potongan antara perpindahan satu
dengan lainnya. Kita hidup diantaranya. (Hal: 254)
v Hidup penuh dengan ketidakpastian, tetapi perpindahan adalah sesuatu
hal yang pasti. (Hal: 255)
v Untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, gak perlu menjadi manusia
super. Hanya perlu menjadi manusia setengah salmon: berani pindah. (Hal: 256)
v “Kenapa
semuanya jadi pindah secepat ini?”
“Ya, mau
gimana? Emang harus begini kan? Kita kan nggak bisa ngelawan waktu. Semuanya pasti
berubah.” (Hal:257)
v Mungkin, gue hanya perlu mencari kebahagiaan-kebahagiaan kecil
diantara semua perpindahan ini. (Hal: 258)
Manusia setengah
salmon, manusia yang berani pindah dengan segala kemungkinan nantinya, pindah
dari satu hati ke hati yang lain, pindah untuk mencari apa yang kita butuhkan.
Sama seperti salmon yang berani bermigrasi, melawan arus sungai, berkilometer jauhnya
hanya untuk bertelur.
Sekalipun itu
idak gampang.
Namun perpindahan
pasti terjadi.