Rainbow Arch Over Clouds

Sabtu, 22 Januari 2011

my name is I, and my love is YOU. my best friend

"Aduuuuh, males banget harus liat dia lagi!" Batin Ku dalam hati.
Aku selalu benci dan iri ketika harus melihat Farel bersama Dita. Kenapa? yaaaa, aku cemburu, kalian tahu kenapa?
Awalnya aku dan Farel adalah sahabat yang kompak dan selalu bersama, kami selalu bersahabat sejak SMA, dan kini semenjak kami kuliah, Farel telah mempunyai seorang pacar, dan aku? Ya aku ditinggalkan dan dianggapnya sampah.
            Awalnya Farel yang mengenalkan Dita kepadaku, aku yang selalu mendegarkan cerita Farel gimana masa-masa PDKT nya dengan Dita, aku yang membantu nya saat ia ingin mengutarakan perasaannya kepada Dita, dan awalnya aku adalah orang yang sangat bahagia, karena aku bisa melihat Farel begitu bahagia.
J J J
                        Aku sangat bahagia, karena sekarang Farel tidak merasa kesepian lagi, aku bisa melihat Farel tersenyum dan tertawa lepas. Tapi semakin hari, perbedaan itu semakin terasa. Aku merasa Dita sudah merebut sahabat terbaikku, dan juga apakah merebut cintaku? Entahlah itu, yang pasti aku sangat merasa Farel meninggalkanku, meninggalkan persahabatan kita.

"Rel, temenin gue beli obat yuk untuk Ibu"                  
"Sory Ra, gue mau jalan hari ini sama Dita"

"Ra, jalan yuk?"
"Kemana?"
"Terserah lo deh gue pengen cerita"
"Okay, tunggu gue ya"

"Rel, bantuin gue dong bikin ini"
"Nanti dulu yah Ra, gue ada janji dulu sama Dita"
“Gue udah janji mau kerumah dia”
kira-kira seperti itulah sabarnya aku atau bodohnya aku untuk terus menggangap Farel sahabatku yang baik.
            Seringkali aku berfikir bahwa mungkin aku egois, dan aku tidak bisa menyalahkan Farel dan Dita. Tapi rasa kehilangan itu, dan rasa cemburu itu selalu hinggap dihatiku, dan mungkin aku tidak bisa memungkiri bahwa aku mulai mencintai sahabatku sendiri.
 J J J 
            Aku ingat sekali satu barang yang sangat diimpikan oleh Farel. Stick Drum, ia pernah bilang kepadaku, saat dulu kami masih sangat akrab.
            Disebuah mall di daerah Jakarta Selatan, sepulang sekolah kami pergi kesana, hanya untuk sekedar makan siang ataupun berjalan-jalan.
            Ketika kami melewati sebuah toko alat musik di mall itu, Farel berhenti dan memandangi sebuah stick drum cantik dari balik etalase kaca toko itu. Ia begitu tertegun memandangi stick itu.

“Stick nya keren yah Ra!!”
“Nanti kalo duit gue udah ngumpul, gue beli ah nih stick. Mudah-mudahan aja belum di beli orang”
            Sejak itu aku selalu berusaha mengumpulkan sebagian dari uang jajan ku untuk dapat membelikan stick itu tepat di hari ulang tahunnya.
“Lumayan lama nih masih 7 bulan lagi ulang tahunnya Farel”
            Tapi 4 bulan setelah itu kami lulus SMA dan kami masuk perguruan tinggi negeri yang sama, lalu sebulan belakangan ini, Farel telah jadian dengan Dita. Jika aku boleh mengeluh maka aku akan mengeluh sejadi-jadinya, perbedaan yang begitu terasa bagiku.
J J J
Hari ini hari ulang tahun Farel, aku telah menyiapkan sebuah stick drum yang telah aku dapatkan dari hasil uang tabunganku, dan nantinya akan ku berikan sebagai hadiah ulang tahun untuk Farel.
Aku sangat bersemangat untuk dapat menghadiri pesta ulang tahun sahabat terbaikku, sampai sekarang, kapanpun, dan selamanya aku akan tetap mengganggap Farel sebagai sahabatku.

Dan ketika sampai disana ....
Farel tidak menungguku saat acara peniupan lilin, itu puncak acara ulang tahunnya, dan aku? Segitu tidak pentingkah aku dimatanya? Tidak maukah ia menungguku, sahabatnya untuk berada disampingnya di saat peniupan lilin itu. Untuk memberinya selamat, memberinya doa, dan untuk memberikan stick drum ini.
Apakah Dita bisa begitu hebat menggantikan posisiku? Dan apakah Farel tidak memikirkan aku saat itu?
Aku kembali menanggis melihat kondisi diriku dan aku kembali harus melihat Farel bersama dengan Dita. Ya Tuhaaaan, sakit Tuhan, aku sakit.
Aku Iri karena sekarang bukan aku lagi yang bisa membuat Farel tersenyum.
Aku hanya bisa membuat Farel tersenyum saat Ia mempunyai masalah dan datang kepada ku. Tetapi saat ini ketika hari bahagianya, ketika Ia tidak mempunyai masalah. Aku yaaa, aku dilupakannya.
Ingin sekali aku berteriak dan menampar Farel saat itu. Ingin aku teriakan padanya bahwa “AKU DATANG REL!!!” Dan ingin ku tampar ia karena ia tidak menunggu ku diacara peniupan lilin itu.
Aku tak tahan menahan air mataku, dan aku tak ingin menghadiri ulang tahun Farel dengan kondisi ku yang seperti ini, karena itu semua dapat membuat ku sakit.
Aku pergi dan berlari meninggalkan rumah Farel dengan linangan air mata dipipiku yang kini pudar dengan air hujan yang juga membasahi tubuhku, dan juga dengan stick drum yang masih aku genggam erat ditanganku. Dalam hati aku terus berdoa dan berharap aku takkan pernah lagi melihat Farel dan Dita untuk selamanya, Aku benci mereka!!!
Sampaaaaai .....
BRUUUUUK!!!
Sebuah mobil menabrak tubuhku dengan keras, aku terpental dan terpelanting, dan kini semuanya gelap
Sampai saat aku merasakan bahwa aku telah sadar, semuanya pun tetap gelap dan sepi. Yang aku rasakan hanya semua badanku terasa linu dan aroma  rumah sakit yang menyergap indera penciumanku. Dan, YAA! Semua doa ku untuk tidak melihat Farel dan Dita pun terjawab.
Kini aku pun buta dan tuli akibat hantaman mobil itu. Kini aku benar-benar merasa sendiri, aku tidak lagi bisa melihat kemesraan Farel dan Dita, dan aku juga tidak bisa mendengarkan semua keluhan busuk Farel kepadaku, yang hanya dapat aku rasakan adalah sentuhan lembut tangan-tangan iba dari mereka yang aku yakin mereka kasihan atau bahkan menanggis melihat keadaanku.
Sekali waktu aku sempat bersyukur karena aku tidak bisa melihat Farel dan Dita lagi, aku tidak bisa merasakan sakit hati lagi tapi dilain waktu aku sedih Tuhan, aku rindu sosok ayahku, ibuku.
J J J
Dan diwaktu yang sekarang, aku telah benar-benar dapat melihat dan mendengar mereka. Aku tidak lagi buta dan tuli.
Aku bisa melihat semua temanku berkumpul dirumahku, aku bisa melihat Farel menaggis dipojok ruangan itu sambil memengang stick drum pemberian dariku, ia duduk bersama Dita yang terlihat sedang berusaha menenangkan Farel.
Aku juga melihat ayah dan ibuku disamping jasad itu, bahkan aku dapat melihat tubuhku sendiri yang terbujur kaku ditempat itu.
Dan kini aku telah tiada, aku benar-benar meninggalkan semuanya. Meninggalkan Orang tua ku , sahabat ku, dan cinta ku.

*diangandhi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar