Rainbow Arch Over Clouds

Jumat, 14 Januari 2011

rabu terindah :')

Ra, dimana?
Masih di jalan Ka, masih jauh gue
Astagfirullah, cepetan!
SMS Ika kepada Dira, SMS seperti ini selalu diterima Dira setiap pagi. Dira memang terkenal paling sering telat datang ke kampus, dan Ika lah yang selalu mengingatkan Dira seperti dengan SMS yang barusan.
Hari itu kami belajar statistik, pelajaran yang menurut Dira dan Anak-anak lain lumayan bisa bikin rambut rontok dan yang lebih parah lagi, Dira udah gak diabsen untuk hari ini.
“Ntar jadi kan nonton?” Habibi membuka pembicaraan ditengah-tengah pelajaran yang bikin otak keriting itu.
“Jadi, Eat Pray Love ya.” Jawab Dira
“Iya-iya Eat Pray Love aja” Ika menimpali
***
“Huaaaaa, itu pelajaran apaan deh, bikin gue puyeeeng” Umpat Dira ketika jam kuliah statistik berakhir.
“Emang Dir, gue juga puyeng.” Tambah Ika
Setelah panjang lebar membicarakan tentang mata kuliah statistik tadi akhirnya kita memutuskan untuk makan siang di  samping kampus lalu berangkat ke bioskop, dan kali ini Maulana juga sudah datang dan tinggal menunggu Pia untuk langsung janjian di bioskop.
***
“Satu Jam Saja jam 14:40 untuk 5 orang 75 ribu”
“Oke, terimakasih mbak”
***
 “Eh Bi, foto dong foto” Ika meminta difoto oleh Habibi, karena kebetulan Habibi membawa kamera SLR barunya
*Jeprat, Jepret, Jeprat, Jepret”
“Gue dong Bi, Gue dong Bi, Gantian dong” Yang lain juga mulai sibuk meminta ingin di foto Habibi.
……………..
“Mas, maaf tidak boleh menggunakan kamera di dalam bioskop” Security bioskop itu menegor kami
*FREEEEEEZ*
***
Hari itu kita lewati dengan senang, gembira dan sangat mengesankan. Kami melakukan semua hal yang kami suka, foto-foto, ketawa-ketiwi.
“Oh… thanks God for today”
***
“Gue duluan yah Ra.” Ucap Ika ketika hendak turun dari metro
“Okay ka, hati-hati yah.” Balas Dira dengan senyuman
***
Kamis, Pukul 05:36
“Ra, lo nggak dapet kabar?”
“Kabar apa Ris?”
“Ikaa Ra, Ika!!”
“Iya, iya kenapa Ika”
“IKAAAAAA………………………..”
“Cepet mandi sekarang nanti kita pergi kerumah Ika, lo jemput gue kerumah”.

Sesampainya dirumah Ika …
Dira dan Maris menatap lesu pada sebuah tubuh yang terbujur kaku, tubuh yang kemarin masih bersama, masih tersenyum dan tertawa bersama, kini Ia tidur, kaku, pucat.
Inalillahi wainnalillahi raji’un.
Ika, sahabat terbaikku pergi, Ika kini menghadap Tuhan. Dira dan Maris tidak bisa menahan turunnya cairan dari mata mereka. Sakit, sangat sakit Tuhaaaan.
Kemudian semua teman dan sahabat kami datang kerumah Ika. Saat Maulana, Pia, dan Habibi datang kami semua hanya dapat menangis, tanpa memperdulikan apapun, pikiran kami menerawang jauh kenangan bersama Ika.
Dan hanya satu yang ada di fikiran kami. Tentang hari indah kemarin, dan semua kenangan tentangnya. Air mata terus membanjiri pipi kami sampai akhirnya kami ungkapkan rest in peace my beloved sister. Terimasih untuk persahabatan ini.

*diangandhi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar