Rainbow Arch Over Clouds

Senin, 11 Oktober 2010

mawar putih untuk sang bunga

          “GUEEE LULUUUSSSSS!” teriakan ini yang selalu diucapkan ketika mereka membuka amplop yang berisi pengumuman kelulusan.
Hari ini adalah pengumuman kelulusan untuk semua siswa-sisiwi SMA/sederajat di Indonesia, tidak terkecuali SMA DUNIA BANGSA. Dan hari ini adalah hari yang paling membahagiakan untuk Bunga dan seluruh murid di SMA DUNIA BANGSA, yaaa karena SMA DUNIA BANGSA ini mendapatkan kelulusan sempurna, sekolah ini lulus 100%.
“Fajaaarrrr!” teriak seorang cewek bernama bunga sambil berlari menghampiri cowok yang sedang berada di depan lapangan itu.
“Sekolah kita 100% yaaaa?” ucap cowok itu ketika Bunga sampai
“Hahahaa, iya 100%, aku juga seneng banget! Gak terasa kita udah mau kuliah!” jawab bunga semangat.
“Hahahaha, kuliah ya?” tanya Fajar dalam hati dan kini membuat raut wajahnya mulai berubah.
Hari itu Bunga menikmati hari kelulusannya bersama seluruh teman-teman seangkatannya dan juga bersama pacar kesayangannya, Fajar Prima Wahyudi. Mereka sudah berpacaran sejak baru masuk di sekolah ini, dan hebatnya mereka tidak pernah putus-sambung, yaaaa, walaupun mereka sering terlihat bertengkar, tapi kata putus tidak pernah terucap diantara mereka. SMA DUNIA BANGSA kini larut dalam kebahagiaannya, mereka saling menyelamati satu sama lain, saling melakukan tanda tangan dan corat-coretan di baju sekolah mereka sebagai bahan untuk kenang-kenangan, dan tak lupa juga mereka berterima kasih kepada semua guru-guru yang mengajar mereka.
JJJJJ
Sayang, nanti malam aku jemput yaa jam 7 .
Love you . J
                Fajar mengirim SMS kepada Bunga. Hari ini adalah malam prom night untuk anak-anak SMA DUNIA BANGSA, dan inilah malam yang sangat ditunggu-tunggu oleh Bunga. Karena ia sudah merancang gaun apa yang akan ia pakai di acara ini, dan ia akan berdandan sangat cantik malam ini.
            Ketika sudah hampir pukul 7 malam Bunga sudah rapih dengan menggunakan gaun putih yang sangat cantik dan tidak lama kemudian Fajar pun datang untuk menjemputnya. Malam ini terasa sangat spesial karena ini adalah acara malam kebersamaan mereka untuk terakhir kalinya bersama dengan teman-teman seangkatan mereka.
            “Aku harus ngomong sama kamu yang” ucap Fajar
            “Yaudah nanti dulu yang, sebentar lagi ini acara puncak loh” jawab Bunga
            “Sebentar ajaaaa, please…… suara Fajar terdengar sangat memohon
            Akhirnya mereka pergi menjauh dari hiruk pikuk dan keramaian di lapangan sekolaah menuju ke taman belakang yang sangat sepi ketika itu.
            “Bunga, aku minta maaf” Fajar membuka pembicaraan ketika sebelumnya mereka saling diam untuk beberapa saat
            “Minta maaf? Untuk apa Jar?” tanya bunga tidak mengerti
            “Aku harus ninggalin kamu”
            “Maksud kamu? Kita Putus?”
            “Bukan, bukan itu. Ehmmmm, ku mau kuliah di Jerman” suara Fajar kali ini terdengar begitu tertekan
            “Maksud kamu? Kamu gak disini? Kita kan udah janji mau kuliah bareng!” Bunga kini mulai tidak kuasa untuk menahan tangisannya
            “Maafin aku"
            “Kapan kamu pergi?”
            “Besok”
            Kemudian suasana hening kembali, yang terdengar hanyalah isakan tangis dari Bunga yang tertekan karena berada di pelukan Fajar.
            “Tunggu aku yaa 'nga?” tanya Fajar disela-sela tangisan bunga.
            Kali ini bunga hanya menganguk tanpa menjawab pertanyaan dari Fajar, ia terlalu berat untuk bertahan dengan ketidak relaan ia untuk jauh dari Fajar. Dan ketika itu ketika murid-murid lain sedang larut dalam kebahagiaan melewati acara puncak dengan ratusan kembang api, tapi Fajar dan Bunga kini menikmati kembang api itu dengan perasaan sakit di hatinya.
            Selama ini Fajar tidak pernah memberitahukan Bunga tentang rencananya ia akan kuliah di Jerman karena ia tidak mau melihat Bunga strees dan tertekan, maka itu ia berencana untuk memberitahu Bunga tepat di satu hari sebelum kepergiannya.
JJJJJ
            Bunga terlihat sangat lesu ketika meninggalkan bandara sambil memeluk boneka beruang berwarna pink dan sebuah Bunga mawar putih sambil di papah oleh seorang sahabatnya. Itu adalah dua barang yang sangat disukai oleh Bunga, ia sangat suka dengan semua barang yang berwarna putih, terutama mawar putih itu. Pernah suatu ketika Fajar memberikan ia mawar merah dan ketika ia melihat bunga itu ia langsung marah dan menyuruh Fajar mengganti mawarnya dengan warna putih. Bunga sangat benci dengan warna merah karena menurutnya warna ini tidak jauh dengan darah, dan bunga juga sangat benci dengan darah.
            Hari-hari Bunga terasa begitu sepi tanpa Fajar, karena biasanya ia bisa kapan saja untuk menelpon, SMS, atau bahkan bertemu Fajar. Tapi kini walaupun komunikasi mereka berjalan sangat baik tapi kehadiran sosok Fajar sangatlah dirindukannya.
JJJJJ
            Kali ini bunga sudah mulai masuk kuliah, ia mendapatkan sebuah perguruan tinggi negeri yang di inginkannya dengan jurusan psikologi, jurusan yang juga sangat di sukainya. Dengan adanya murid-murid baru ini mungkin dapat dijadikan ajang untuk kakak-kakak senior mencari pacar baru, atau mungkin juga para junior yang mencari-cari seorang senior yang dapat dijadikannya pacar. Tapi hal ini tidak berlaku untuk Bunga, ia sangat menjaga kepercayaan dari Fajar dan juga ia tidak ingin mengkhianati Fajar.
            Bunga adalah sosok gadis yang manis dan sangat natural. Ia tidak perlu berdandan heboh ke kampus untuk mempercantik dirinya karena sebenarnya tanpa didandani pun ia sudah terlihat cantik. Bunga ini pun mulai jadi incaran senior-seniornya untuk dapat dijadikan pacar barunya. Setiap ada yang mendekatinya Bunga selalu merespon mereka, tetapi tidak menjadi pacar mereka.
JJJJJ
            Bukan cuma Bunga, di Jerman Fajar pun tetap setia dengan Bunga, ia tidak pernah berniat untuk melirik apalagi berselingkuh dengan bule-bule di Jerman. Ia juga sangat menjaga kepercayaan dari Bunga.
            Ternyata kepergian Fajar ke Jerman tidak terlalu membuat Bunga merasa tersiksa, mereka setiap hari juga bertatap muka melalui wabcam, mereka juga berteleponan, SMS-an, Facebook-an, Twitter-an, YM-an. Inilah yang membuat Bunga tetap merasa dekat dengan Fajar. Dan keadaan ini tetap bisa mereka pertahankan untuk bertahun-tahun.
JJJJJ
Fajarprima : seminggu lagi aku pulang ke Jakarta
Bungaayu : APA? Serius kamu? Fajaaarrrr aku kangeeeeeeeeeeeeeennnnnnnnnn
Fajarprima : iya aku juga 'nga
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
                Fajar memberitahukan lewat YM-nya bahwa seminggu lagi ia kan pulang ke Jakarta, rasanya begitu rindu dengan suasana Jakarta, dengan orang tuanya, dengan kamarnya, dengan makanannya, dengan macetnya Jakarta, dan pasti dengan Bunga tersayangnya.
JJJJJ
            “Gilaaaaa! Udah gue tinggalin dua tahun masih macet aja nih Jakarta!” ketika ia berada didalam mobil bersama Pa Sarip, supir pribadinya.
            “Yaaahhh, namanya juga Jakarta den, ndak pernah berubah” jawab Pa Sarip dengan logat Jawanya yang masih kental
            Sepanjang perjalanan dari bandara menuju kerumahnya ia terus melihat-lihat suasana jalanan kota Jakarta yang menurutnya tidak pernah berubah. Masih macet, masih banyak motor dikiri dan kanan jalan, masih banyak dilihat para pengamen dan pedagang asongan, tapi harus diakui Fajar sangat merindukan itu semua.
            “Walaikumsallam” ucap mama Fajar ketika mendengar mengucapkan salam.
            Sore itu fajar sudah sampai dirumahnya, setelah melepas rindu dengan orang tuanya dan makan malam Fajar langsung pamit untuk segera pergi kerumah Bunga.
            “Mah, aku pergi dulu yaa” ucap fajar begitu turun dari kamarnya
            “Mau kemana kamu? Kerumah Bunga?” tanya mama nya.
            “Iya mah, aku kerumah Bunga dulu yaa”
            “Hati-hati yaa nak!” ucap mama Fajar sambil mencium kening mamanya.
            Malam itu Fajar terlihat sangat senang karena ia akan segera bertemu dengan pacarnya yang sudah dua tahun ini ia tinggalkan. Dengan membawa satu buket bunga mawar putih ia sudah sangat siap untuk bertemu Bunga.
            Aku udah di depan rumah kamu .
                Kamu keluar yaaaaaa .
                Fajar mengirim SMS kepada Bunga untuk segera menemuinya di depan rumahnya. Karena kini Fajar sedang berada di seberang rumahnya. Rumah Bunga terletak di depan jalan raya. Begitu Bunga membuka pintunya wajah Bunga terlihat sangat senang sambil memanggil dan melambaikan tangan kearah Fajar. Begitu Fajar ingin menyebrang untuk segera menghampiri Bunga sampai tiba-tiba ………………………….
            BRUUUUKKKK!!!
            Sebuah mobil dengan keras menghantam tubuh Fajar yang sedang menyebrang, tubuh Fajar jatuh ke tanah dengan tubuh yang penuh dengan darah. Dan mobil itu pun langsung pergi tanpa menolong Fajar.
            “FAJAARRRRRRRR!” teriak Bunga dari depan rumahnya sambil berlari menghampiri Fajar.
            ketika itu Fajar meninggal di dalam pelukan Bunga dengan tetap mengenggam Bunga mawar putih yang kini sudah menjadi wana putih yang bercampur dengan warna merah darah Fajar.
JJJJJ
            Setelah ikut menghadiri acara pemakaman Fajar, Bunga pun hanya tertunduk lesu sambil menanggis didalam kamarnya sambil mengenggam bunga mawar putih yang kini telah menjadi warna merah karena darah Fajar.
            “Bunga” tiba-tiba suara itu masuk kedalam kamarnya
            “Tante Ina” jawab Bunga
            “Kamu jangan nangis seperti itu, tante tahu kamu sedih, tante juga sedih harus kehilangan anak yang paling tante sayangi” mama Fajar memberikan semangat kepada Bunga
            “Aku sayang Fajar tante” jawab Bunga sangat lirih
            “Iya tante tahu, ini ada sesuatu untuk kamu” ucap mama Fajar sambil memberikan satu box berwarna putih untuk Bunga.
            Setelah tante Ina keluar meninggalkan kamarnya, perlahan Bunga mulai membuka kotak putih itu. Ternyata didalam kotak putih itu adalah semua foto-foto mereka. Dari awal kali mereka jadian sampai ketika mereka berpisah dibandara. Dan juga  ada hadiah-hadiah dari Jerman yang Fajar belikan untuk Bunga. Sebuah kalung putih cantik dengan bunga mawar putih ditengahnya, dan dibelakang bunga itu ada tulisan Bunga dan Fajar.
            Setelah kejadian itu Bunga tidak pernah sama sekali melepaskan kalung pemberian Fajar itu, ia terus memakai kalung itu, dan sejak itu pula ia mulai suka dengan bunga mawar merah karena dengan mawar merah ia dapat merasakan bahwa itu adalah darah Fajar.
*diangandhi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar